1. Identifikasi Kebutuhan: Langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang harus dibutuhkan, seperti; usulan proyek, order, stock harian, mingguan dan seterusnya.
2. Rincian Aktifitas: Jika sudah mengidentifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah adalah merinci semua aktifitas yang dibutuhkan, dari aktifitas yang harus dilakukan pertama sampai akhir disusun/dirinci dengan baik.
3. Penjadwalan: Setelah merinci aktifitas apa saja yang dibutuhkan, aktifitas tersebut dijadwalkan berdasarkan waktu yang ingin ditentukan.
4. Penyusunan Draft Anggaran: Sebelum final anggaran harus dibuat konsepnya terlebih dahulu, lalu diperhitungkan kembali sehingga anggaran tersebut tepat sasaran.
5. Penyusunan Anggaran Final: Yang terakhir jika anggaran tersebut telah dibuat konsep/draftnya, anggaran tersebut dijadikan anggaran yang tetap/final, yang berarti sudah bulat keputusan akhirnya.
Sabtu, 02 Mei 2020
Analisis Kelayakan Investasi
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
Kelompok 5:
(4KA15)
1. Brilliant Akbar
N. (11116483)
2. Dhio Reza
Prasetyo (11116942)
3. Fauzan Azhary R. (12116714)
4. Ajeng Mardhiyanti
S. (10116440)
5. Nabila Wafiqlia (15116222)
6. Verdian Asi Marco (17116515)
Mata Kuliah : Pengantar
Bisnis Teknologi Informasi
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Dosen : Dewi Anggraini
Puspa Hapsari
Depok
1.
Contoh
kasus perhitungan Payback Period
Manajemen PT. AAYY sedang mempertimbangkan
pembelian mesin produksi komponen elektronika. Dengan membeli Mesin produksi
yang berharga Rp. 250 juta ini, keuntungan atau pendapatan bersih didapat dari
penambahan mesin tersebut adalah sebesar Rp. 70 juta pertahun. Berapakah Payback Period untuk Mesin Produksi ini?
Penyelesaian
Diketahui :
Nilai Investasi = Rp. 250.000.000,-
Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-
Payback Period = ?
Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-
Payback Period = ?
Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk
Bersih
Payback Period = Rp. 250.000.000,-/ Rp. 70.000.000,-
Payback Period = 3,57
Payback Period = Rp. 250.000.000,-/ Rp. 70.000.000,-
Payback Period = 3,57
Jadi Periode pengembalian modal atau payback
period untuk mesin produksi tersebut adalah selama 3,57 tahun.
2.
Contoh
Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)
Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin
produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga Mesin produksi
yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman
sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta
per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini
dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-npv-rumus-npv-net-present-value
3.
Contoh
Kasus Perhitungan Internal Rate of Return
Perusahaan ABC mempertimbangkan usulan proyek
investasi Rp 150.000.000. Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai
sisa.
Arus kas yang dihasilkan:
·
Tahun 1 : Rp
60.000.000
·
Tahun 2 : Rp
50.000.000
·
Tahun 3 : Rp
40.000.000
·
Tahun 4 : Rp 35.000.000
·
Tahun 5 : Rp
28.000.000
Bila diasumsikan RRR = 10%
Jawab:
Dicoba dengan faktor
diskonto 16%:
·
Tahun 1 arus kas : Rp
60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000
·
Tahun 2 arus kas : Rp
50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
·
Tahun 3 arus kas : Rp
40.000.000 x 0,6417 = Rp 25.668.000
·
Tahun 4 arus kas : Rp
35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
·
Tahun 5 arus kas : Rp
28.000.000 x 0,419 = Rp 17.973.200
Total PV = Rp 100.131.700
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp – 49.868.300
Dicoba dengan faktor
diskonto 10%:
·
Tahun 1 arus kas : Rp
60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000
·
Tahun 2 arus kas : Rp
50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
·
Tahun 3 arus kas : Rp
40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000
·
Tahun 4 arus kas : Rp
35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.500
·
Tahun 5 arus kas : Rp
28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200
Total PV = Rp 167.202.200
Investasi Awal = Rp 150.000.000
NPV = Rp 17.202.200
Perhitungan
interpolasi:
Selisih Bunga
|
Selisih PV
|
Selisih PV dengan
Investasi Awal
|
10%
|
Rp167.202.200
|
Rp167.202.200
|
16%
|
Rp100.131.700
|
Rp150.000.000
|
6%
|
Rp67.070.500
|
Rp17.202.200
|
IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6
%
IRR = 11,5388%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut bisa
diterima. Karena IRR > 10%.
Langganan:
Postingan (Atom)