cursor

Luffy Diagonal Resize

Minggu, 27 November 2016

Kasus Bullying di Kampus

KASUS BULLYING DI KAMPUS




               
Bullying  berasal  dari  kata  bully,  yang  dalam  bahasa  inggris  yang berarti penggertak,  orang  yang  mengganggu  orang  lemah,  menggertak,  mengganggu (Echols dan Hassan, 1992:87)

Menurut Bambang Sudibyo yang dikutip dalam Kompas (Senin, 01 Mei 2006) menyebutkan bahwa Bullying bermakna penyiksaan atau pelecehan yang dilakukan tanpa motif tetapi dengan sengaja atau dilakukan berulang-ulang tehadap orang yang lebih lemah. Sedangka menurut SEJIWA (2006), bullying diartikan sebagai tindakan penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Sarwono (Astuti, 2008) menyebutkan bahwa Bullying adalah tekanan dari sekelompok orang yang lebih kuat, lebih senior, lebih besar, lebih banyak, terhadap seseorang atau beberapa orang yang kebih lemah, lebih junior, lebih kecil. 
Kata bullying sulit dicari padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, bullying dapat diartikan sebagai suatu  tindakan  untuk  menyakti  orang  lain  yang  dilakukan  oleh  pihak  yang  kuat terhadap pihak yang lemah secara berulang-ulang sehingga korban merasa tertekan.



FAKTOR PENYEBAB BULLYING



Faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain (Ariesto, 2009):
a) Keluarga.
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan  diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying;

b) Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak sebagai pelaku bullying  akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah;

c) Faktor Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman  dengan perilaku tersebut.

d) Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan social dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu factor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.

e)Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).


Menurut Seto  Mulyadi, seorang psikolog,   bullying disebabkan karena :
a) Saat ini remaja Indonesia penuh tekanan, terutama yang datang dari sekolah akibat kurikulum yang padat dan teknik pengajaran yang terlalu kaku. Sehingga sulit bagi remaja untuk menyalurkan bakat non-akademisnya. Penyalurannya lewat kejahilan-kejahilan dan menyiksa;
b) Budaya feodalisme yang masih kental di masyarakat juga dapat menjadi salahsatu penyebab bullying , wujudnya adalah timbul budaya senioritas, yang bawah harus nurut sama yang atas.


KARAKTERISTIK PERILAKU BULLYING

                     Adanya perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korban
2.    Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan rasa tertekan korban
3.    Perilaku itu dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus

Riset membuktikan bahwa pelaku bullying memiliki citra diri yang relatif positif, sebagian besar populer. Mereka sering berada dalam kelompok dua atau tiga orang yang memberi dukungan dan sering bergabung ketika terjadi bullying.

          Ciri-ciri pelaku bullying antara lain :Sering bersikap agresif terhadap orang dewasa bahkan terhadap ortu dan guru; menguasai teman-temannya, menekan lainnya dan menunjukkan dirinya dengan kekuatan dan ancaman; cepat marah, impulsif, sulit diatur, kasar, dan hanya menunjukkan simpati yang sangat kecil kepada korban bully;  pandai beralasan untuk mencari jalan keluar dari situasi yang sulit; ketika dipergoki, mereka mengatakan hanya iseng atau bercanda.
            Penyebab seseorang melakukan Bullying: kemampuan adaptasi yang buruk, pemenuhan eksistensi diri yang kurang (biasanya pelaku bullying nilainya kurang baik), adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di aspek lain dalam kehidupannya, hubungan keluarga yang kurang harmonis, bahkan bisa jadi si pelaku ini juga merupakan korban bullying sebelumnya atau di tempat lain.

KARAKTERISTIK KORBAN BULLYING

1.      Mungkin mereka memiliki semacam kekurangan atau perbedaan , baik secara fisik ataupun materi
2.      Mungkin mereka memiliki masalah di rumah yang membuat mereka sedih
3.      Mereka memiliki sesuatu yang membuat para bully cemburu, misalnya bakat
4.      Mereka tidak ingin melakukan apa yang diperintahkan oleh para bully sehingga mereka dihukum
5.      Mereka tidak bisa membela diri mereka sendiri

Tanda-tanda anak korban Bullying:
1.      Kesulitan dalam bergaul
2.      Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos
3.      Ketinggalan pelajaran
4.      Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
5.      Kesehatan fisik dan mental (jangka pendek/jangka panjang) akan terpengaruh




BENTUK PERILAKU BULLYING
Bullying Fisik
Penindasan  fisik  merupakan  jenis  bullying  yang  paling  tampak  dan  paling dapat  diidentifikasi  diantara  bentuk-bentuk  penindasan  lainnya,  namun  kejadian penindasan fisik terhitung  kurang  dari sepertiga insiden penindasan  yang  dilaporkan oleh siswa.
 Yang termasuk jenis penindasan secara fisik adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian  serta  barang-barang  milik  anak  yang  tertindas.  Semakin  kuat  dan  semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan  untuk  mencederai  secara  serius.

Bullying Verbal
Kekerasan  verbal  adalah  bentuk  penindasan  yang  paling umum  digunakan,  baik  oleh  anak  perempuan  maupun  anak  laki-laki.  Kekerasan verbal  mudah  dilakukan  dan  dapat  dibisikkan  dihadapan  orang  dewasa  serta  teman sebaya,  tanpa  terdeteksi.  Penindasan  verbal  dapat  diteriakkan  di  taman  bermain bercampur  dengan  hingar-bingar  yang  terdengar  oleh  pengawas,  diabaikan  karena hanya  dianggap  sebagai  dialog  yang  bodoh  dan  tidak  simpatik  di  antara  teman sebaya.


Penindasan  verbal  dapat  berupa  julukan  nama,  celaan,  fitnah,  kritik  kejam, penghinaan,  dan  pernyataan-pernyataan  bernuansa  ajakan  seksual  atau  pelecehan seksual.  Selain  itu,  penindasan  verbal  dapat  berupa  perampasan  uang  jajan  atau barang-barang,  telepon  yang  kasar,  e-mail  yang  mengintimidasi,  surat-surat  kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.

c.Bullying Relasional
Jenis  ini  paling  sulit  dideteksi  dari  luar.  Penindasan  relasional  adalah pelemahan  harga  diri  si  korban  penindasan  secara  sistematis  melalui  pengabaian, pengucilan,  pengecualian,  atau  penghindaran.  Penghindaran,  suatu  tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergedik, cibiran, tawa mengejek dan Bahasa tubuh yang kasar.


d.Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.


Kamis, 10 November 2016

ETNOSENTRISME

E T N O S E N T R I S M E


Etnosentrisme adalah penilaian kebudayaan orang lain atas dasar nilai dan standar budayanya sendiri. Sebab munculnya  Etnosentrisme di Indonesia adalah budaya politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak resionalis. Budaya politik masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif ikatan emosional dan juga ikatan-ikatan primordial yang masih cenderung menguasai masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam rangka kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain.




Salah satu factor lain yang menjadi penyebab munculnya masalah Etnosentrisme adalah pluralitas bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan yang berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain.           

Salah satu contoh Etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Jika dilihat sesaat, carok ini akan dianggap sebagai suatu tindakan yang brutal dan tidak masuk akal. Namun hal ini terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan menyelesaikan masalah menggunakan kekerasan merupakan tindakan yang tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Tetapi bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sacral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat.

Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat Papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga negara papua pedalaman, memakai koteka mungkin addalah hal yang sangat memalukan. Tetapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan.




WARGA NEGARA DAN NEGARA

WARGA NEGARA DAN NEGARA



1.     WARGA NEGARA

a.    Pengertian
Warga Negara merupakan terjemahan kata citizens yang mempunyai arti; warga negara, petunjuk dari sebuah kota, sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air.
Warga Mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu organisasi atau perkumpulan. Warga Negara artinya warga atau anggota dari organisasi yang bernama negara.

b.    Kriteria Warga Negara Indonesia (WNI)
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, dijelaskan bahwa orang asing dapat menjadi WNI setelah memenuhi beberapa syarat dan tatacara yang diatur dalam peraturan dan undang-undang. Pada pasal 8 juga diseebutkan bahwa “Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh pewarrganegaraan.” Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.

c.     Syarat Menjadi WNI
Permohonan kewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi syarat seperti disebut dalam pasal 9, yakni:
Ø Telah berusia 18 tahun atau suddah menikah
Ø Pada saat mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia (NKRI) paling singkat selama 5 tahun berturut-turut atau selama 10 tahun tidak berturut-turut.
Ø Sehat jasmani dan rohani
Ø Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasarr negara Pancasila dan Undang Undang 1945
Ø Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
Ø Tidak berkewarganegaraan ganda
Ø Mempunyai pekerjaan dan berpenghasilan tetap
Ø Membaya uang kas negara

d.    Sifat Warga Negara
Sebagai warga negara yang menjadi bagian dari suatu penduduk bisa menjadi unsur negara. Setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Seemua warga negara memiliki kepastian hak, privasi dan tanggung jawab.

e.    Hak dan Kewajiban Warga Negara
Ø Hak Warga Negara Indonesia
ü Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
ü Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
ü Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
ü Hak atas kelangsungan hidup
ü Hak untuk mempunyai hak milik pribadi
ü Hak untuk hidup
ü Hak untuk tidak disiksa
ü Hak beragama
ü Hak untuk tidak diperbudak
ü Hak kemerdekaan pikiran dan hati
Ø Kewajiban Warga Negara
ü Wajib menaati hokum dan pemerintahan
ü Wajib ikut serta dalam upaya bela negara
ü Wajib menghormati HAM orang lain
ü Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dalam undang-undang
Ø Hak dan Kewajiban yang telah dicantumkan dalam UUD 1945 Pasal 26,27,28 dan 30
ü Pasal 26 ayat (1); yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
ü Pasal 26 ayat (2); syarat-syarat mengenai kewarganegaraan yang ditetapkan dnegan undang-undang
ü Pasal 27 ayat (1); segala warga negara sama kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan, wajib menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan itu
ü Pasal 27 ayat (2); tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
ü Pasal 28; kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang
ü Pasal 30 ayat (1); hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara
ü Pasal 30 ayat (2); menyatakan pengaturan lebih lanjut yang diatur dengan undang-undang


f.      Masalah Kewarganegaraan dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara
Problem status kewarganegaraan; membicarakan status kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara, maka akan dibahas beberapa persoalan yang berkenaan dengan seseorang yang dinyatakan sebagai warga negara dalam sebuah negara. Jika diamati da dianalisis, di antara penduduk sebuah negara, adda diantara mereka yang bukan warga negara (orang asing) di negara tersebut. Dalam hal ini, dikenal dengan sebutan Apatride, Bipatride, dan Multipletride.
Apatride merupakan istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan.
                       Bipatride merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap atau istilah lainnya adalah dwi-kewarganegaraan.
                      Multipletride adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki dua atau lebih status kewarganegaraan.
                       Kasus orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan merupakan sesuatu yang akan mempersulit orang tersbut dalam konteks menjadi penduduk pada suatu negara. Mereka akan dianggap sebagai orang asing, yang tentunya akan berlkau ketentuan-ketentuan peraturan dan perundang-undangan bagi orang asing, yang selain segala sesuatu kegiatannya akan terbatasi, juga setiap tahunnya diharuskan membayar sejumlah uang pendaftaran sebagai orang asing di negara tersebut.
                       Kasus kewarganegaraan dengan kelompok Bipatride, dalam realitas empiriknya merpakan kelompok status hokum yang tidak baik. Karena dapat mengacaukan keadaan kependudukan diantara dua negara, karena itulah tiap negara dalam menghadapi masalah Bipatride dengan tegas mengharuskan orang-orang yang terlibat untuk secara tegas memilih salah satu diantara kedua kewarganegaraan tersebut.
                       Kondisi seseorang dengan status Dwi-Kewarganegaraan sering terjadi pada penduduk yang tinggal di daerah perbatasan dua negara. Dalam hal ini, diperlukan peraturan atau ketetuan-ketentuan yang pasti tentang peembatasan serta wilayah territorial, sehingga penduduk di daerah itu dapat meyakinkan dirinya termasuk kedalam kewarganegaraan mana diantara dua negara tersebut.





2.   NEGARA
a.   Pengertian
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, social maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu system atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.
            Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya asalah menddapat pengakuan dari negara lain.
            Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang meneima keberadaan organsasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebutkan sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka padda wilayah tempat negara itu berada.

b.    Tugas Utama Negara
§  Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asocial (saling bertentangan) agar tidak berkembang menjadi antagonisme yang berbahaya
§  Mengorganisasi dan mengintegerasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan ke arah tercapainya tujuan seluruh masyarakat

c.     Sifat – Sifat Negara
v Sifat memaksa agar peraturan perundang-undangan di taati dan dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah. Maka negara memiliki sifat memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara lega
v Sifat Monopoli; negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dalma rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu di kurangi hidup dan disebarluaskan oleh karena dianggap bertentang dengan tujuan masyarakat

d.   Bentuk – Bentuk Negara
o   Negara Kesatuan
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik kedalam maupun keluar. Hubungan antara pemerintahan pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (cabinet) dan satu parlemen. Demikian pula dnegan pemerintahan, yaitu pemerintahan pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam system, yaitu:
a.        Sentralisasi
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat. Seedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dana tau mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan system Sentralisasi:
1.     Adanya keseragaman peraturan di seluruh wilayah negara
2.     Addanya kesederhanaan hokum, Karena hanya ada satu lembaga yang berwewenang membuatnya
3.     Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.


Kerugian Sistem Sentralisasi
1.     Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan
2.     Peraturan / kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/kebutuhan daerah
3.     Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis Karena kurangnya inisiatif dari rakyat
4.     Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya
5.     Keputusan – keputusan pemerintah pusat yang sering terlambat

b.        Desentralisasi
Dalam negara kesatuan bersistem Desentralisasi, daerah diberikan kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya seendiri. Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan Sistem Desentralisasi:
1.     Pembangunan daerah akan berkembang sesuai ciri khas daerah itu sendiri
2.     Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri
3.     Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancer
4.     Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat
5.     Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah
Sedangkan kerugian system desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

o   Negara Serikat
Negara serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri dan cabinet sendiri yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan kedalam, asal tak bertentangan dnegan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri negara serikat/federal :
                                i.            Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (cabinet) demi kepentingan negara bagian
                              ii.            Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dnegan konstitusi negara serikat
                            iii.            Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal
Dalam praktik kenegaraan jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (gubernur). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya.
e.   Unsur – Unsur Negara
            Sebuah negara dapat terbentuk karena adanya beberapa unsur. Berikut ini adalah unsur-unsur negara menurut para ahli:
1.    RAHMAN
o   Penduduk
o   Wilayah
o   Pemerintah

2.    MIRIAM
o   Wilayah
o   Penduduk
o   Pemerintah
o   Kedaulatan

3.    OPPENHEIM – LAUTERPACHT
o   Adanya daerah/wilayah
o   Adanya rakyat
o   Adanya pemerintah yang berdaulat
o   Adanya pengakuan dari negara lain

4.    KONVENSI MONTEVIDEO (1933)
o   Rakyat
o   Wilayah yang permanen
o   Penguasa yang berdaulat
o   Kesanggupan behubungan dengan negara lain
o   Pengakuan (Deklaratif)
            Dari pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa unsur pokok sebagai syarat mutlak terbentuknya suatu negara adalah terdapatnya rakyat, adanya daerah atau wilayah, serta pemerintahan yang berdaulat. Tanpa ketiga unsur pokok tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai negara. Ketiga unsur pokok tersebut disebut juga unsur konstitutif atau unsur pembentuk.

            Selain ketiga unsur yang mutlak harus dipenuhi tersebut, terdapat juga unsur pengakuan dari negara lain. Unsur pengakuan dari negar lain ini bukan merupakan unsur pembentukan suatu negara, melainkan hanya merupakan suatu pernyataan dari suatu negara akan keberadaannya. Unsur ini disebut dengan unsur deklaratif.