cursor

Luffy Diagonal Resize

Minggu, 27 November 2016

Kasus Bullying di Kampus

KASUS BULLYING DI KAMPUS




               
Bullying  berasal  dari  kata  bully,  yang  dalam  bahasa  inggris  yang berarti penggertak,  orang  yang  mengganggu  orang  lemah,  menggertak,  mengganggu (Echols dan Hassan, 1992:87)

Menurut Bambang Sudibyo yang dikutip dalam Kompas (Senin, 01 Mei 2006) menyebutkan bahwa Bullying bermakna penyiksaan atau pelecehan yang dilakukan tanpa motif tetapi dengan sengaja atau dilakukan berulang-ulang tehadap orang yang lebih lemah. Sedangka menurut SEJIWA (2006), bullying diartikan sebagai tindakan penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tak berdaya. Sarwono (Astuti, 2008) menyebutkan bahwa Bullying adalah tekanan dari sekelompok orang yang lebih kuat, lebih senior, lebih besar, lebih banyak, terhadap seseorang atau beberapa orang yang kebih lemah, lebih junior, lebih kecil. 
Kata bullying sulit dicari padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, bullying dapat diartikan sebagai suatu  tindakan  untuk  menyakti  orang  lain  yang  dilakukan  oleh  pihak  yang  kuat terhadap pihak yang lemah secara berulang-ulang sehingga korban merasa tertekan.



FAKTOR PENYEBAB BULLYING



Faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain (Ariesto, 2009):
a) Keluarga.
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan  diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying;

b) Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak-anak sebagai pelaku bullying  akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah;

c) Faktor Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman  dengan perilaku tersebut.

d) Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan social dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu factor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar siswanya.

e)Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas (Saripah, 2006) memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).


Menurut Seto  Mulyadi, seorang psikolog,   bullying disebabkan karena :
a) Saat ini remaja Indonesia penuh tekanan, terutama yang datang dari sekolah akibat kurikulum yang padat dan teknik pengajaran yang terlalu kaku. Sehingga sulit bagi remaja untuk menyalurkan bakat non-akademisnya. Penyalurannya lewat kejahilan-kejahilan dan menyiksa;
b) Budaya feodalisme yang masih kental di masyarakat juga dapat menjadi salahsatu penyebab bullying , wujudnya adalah timbul budaya senioritas, yang bawah harus nurut sama yang atas.


KARAKTERISTIK PERILAKU BULLYING

                     Adanya perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korban
2.    Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan rasa tertekan korban
3.    Perilaku itu dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus

Riset membuktikan bahwa pelaku bullying memiliki citra diri yang relatif positif, sebagian besar populer. Mereka sering berada dalam kelompok dua atau tiga orang yang memberi dukungan dan sering bergabung ketika terjadi bullying.

          Ciri-ciri pelaku bullying antara lain :Sering bersikap agresif terhadap orang dewasa bahkan terhadap ortu dan guru; menguasai teman-temannya, menekan lainnya dan menunjukkan dirinya dengan kekuatan dan ancaman; cepat marah, impulsif, sulit diatur, kasar, dan hanya menunjukkan simpati yang sangat kecil kepada korban bully;  pandai beralasan untuk mencari jalan keluar dari situasi yang sulit; ketika dipergoki, mereka mengatakan hanya iseng atau bercanda.
            Penyebab seseorang melakukan Bullying: kemampuan adaptasi yang buruk, pemenuhan eksistensi diri yang kurang (biasanya pelaku bullying nilainya kurang baik), adanya pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan di aspek lain dalam kehidupannya, hubungan keluarga yang kurang harmonis, bahkan bisa jadi si pelaku ini juga merupakan korban bullying sebelumnya atau di tempat lain.

KARAKTERISTIK KORBAN BULLYING

1.      Mungkin mereka memiliki semacam kekurangan atau perbedaan , baik secara fisik ataupun materi
2.      Mungkin mereka memiliki masalah di rumah yang membuat mereka sedih
3.      Mereka memiliki sesuatu yang membuat para bully cemburu, misalnya bakat
4.      Mereka tidak ingin melakukan apa yang diperintahkan oleh para bully sehingga mereka dihukum
5.      Mereka tidak bisa membela diri mereka sendiri

Tanda-tanda anak korban Bullying:
1.      Kesulitan dalam bergaul
2.      Merasa takut datang ke sekolah sehingga sering bolos
3.      Ketinggalan pelajaran
4.      Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran
5.      Kesehatan fisik dan mental (jangka pendek/jangka panjang) akan terpengaruh




BENTUK PERILAKU BULLYING
Bullying Fisik
Penindasan  fisik  merupakan  jenis  bullying  yang  paling  tampak  dan  paling dapat  diidentifikasi  diantara  bentuk-bentuk  penindasan  lainnya,  namun  kejadian penindasan fisik terhitung  kurang  dari sepertiga insiden penindasan  yang  dilaporkan oleh siswa.
 Yang termasuk jenis penindasan secara fisik adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian  serta  barang-barang  milik  anak  yang  tertindas.  Semakin  kuat  dan  semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan  untuk  mencederai  secara  serius.

Bullying Verbal
Kekerasan  verbal  adalah  bentuk  penindasan  yang  paling umum  digunakan,  baik  oleh  anak  perempuan  maupun  anak  laki-laki.  Kekerasan verbal  mudah  dilakukan  dan  dapat  dibisikkan  dihadapan  orang  dewasa  serta  teman sebaya,  tanpa  terdeteksi.  Penindasan  verbal  dapat  diteriakkan  di  taman  bermain bercampur  dengan  hingar-bingar  yang  terdengar  oleh  pengawas,  diabaikan  karena hanya  dianggap  sebagai  dialog  yang  bodoh  dan  tidak  simpatik  di  antara  teman sebaya.


Penindasan  verbal  dapat  berupa  julukan  nama,  celaan,  fitnah,  kritik  kejam, penghinaan,  dan  pernyataan-pernyataan  bernuansa  ajakan  seksual  atau  pelecehan seksual.  Selain  itu,  penindasan  verbal  dapat  berupa  perampasan  uang  jajan  atau barang-barang,  telepon  yang  kasar,  e-mail  yang  mengintimidasi,  surat-surat  kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.

c.Bullying Relasional
Jenis  ini  paling  sulit  dideteksi  dari  luar.  Penindasan  relasional  adalah pelemahan  harga  diri  si  korban  penindasan  secara  sistematis  melalui  pengabaian, pengucilan,  pengecualian,  atau  penghindaran.  Penghindaran,  suatu  tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergedik, cibiran, tawa mengejek dan Bahasa tubuh yang kasar.


d.Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar